Kebudayaan asli daerah

*KUDUS* SEMARANG - JAWA TENGAH

Kudus merupakan sebuah kota di propinsi Jawa Tengah yang terletak di antara daerah-daerah Jepara, Demak, Pati, dan Purwodadi. Nama kudus berasal dari bahasa Arab al-Quds yang berarti suci. Riwayat kota Kudus tidak bisa terlepas dari nama Sunan Kudus sebagai pendirinya yang merupakan salah satu Wali Songo penyebar agama Islam di tanah Jawa pada waktu itu. Kudus memiliki sebuah artefak yang terkenal yaitu menara Kudus yang berbentuk seperti candi.

Sejarah perkembangan Kudus banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing seperti Hindu, Cina, Persia (Islam), dan Eropa yang masuk ke kawasan Kudus dalam jangka waktu lama. Kebudayaan-kebudayaan asing tersebut, juga mempengaruhi bidang arsitektur pembuatan rumah adat di daerah Kudus. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa motif pada rumah adat Kudus. Diantaranya motif cina yang diwujudkan dalam bentuk ular naga, motif Persia atau Islam yang berupa bunga melati maupun motif khas Kudus yang berupa bunga teratai dan motif kolonial dalam bentuk mahkota, bejana dan hewan. Semua motif yang ada itu erat kaitannya dengan pengaruh budaya yang masuk ke Kudus. Objek wisata daerah Kudus dan Demak seperti Rumah Adat Kudus, Taman Krida Wisata, Tugu Identitas Kudus, Museum Kretek, dan lain-lain.

Kebudayaan lain dari daerah Kudus yaitu tayuban. Tayuban adalah salah satu jenis seni tari masyarakat Jawa, kesenian ini menggunakan ronggeng sebagai pengibing dan bisa ngibing bersama dengan penonton yang diiringi tabuhan gamelan yang dalam proses pementasannya ada yang disebut kawitan, baksa dan soderan. Fungsi tarian dalam upacara pernikahan yaitu dilakukan pada saat mempelai pria dipertemukan dengan mempelai wanita disela-sela acara. Adegan tari bersama yang kadang disertai ciuman merupakan perlambang hubungan kekuatan pria dan wanita yang dalam perkawinan dipercaya menghadirkan kekuatan magis simpatetis, bahkan ada yang menganggap bahwa ronggeng tayub memiliki kekuatan layaknya dukun untuk memberikan sarana penyembuhan. Sedangkan fungsi ritual tayuban yang berkaitan dengan pertanian diselenggarakan bila panen telah usai yang dilaksanakan di balai desa atau dipinggir sawah.

No Response to "Kebudayaan asli daerah"

Posting Komentar

Photo Gallery